PENDIDIKAN GURU PENGGERAK MODUL 1.1 REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN NASIONAL KI HAJAR DEWANTARA
PORTOFOLIO DIGITAL GURU PENGGERAK
MULAI DARI DIRI
1. Tulisan Reflektif Kritis
Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) yang saya ketahui adalah “Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” yang artinya di depan menjadi contoh, di tengah memberikan ide dan gagasan, dan dibelakang memberikan dukungan dan motivasi.
Relevansi pemikiran KHD di atas dengan konteks pendidikan di Indonesia adalah seorang pendidik harus dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang memberikan contoh, memiliki inovasi, dan dapat memberikan motivasi dan dukungan bagi siswa. Dalam konteks pendidikan di sekolah saya sebagai seorang pendidik adalah pemimpin dalam pembelajaran sehingga guru harus dapat menampilkan karakter, perilaku dan budi pekerti yang baik supaya dapat menjadi contoh bagi siswa. Sehingga tampa memberikan perintah, jika seorang pendidik memiliki karakter baik secara otomatis siswa akan meniru. Pepatah Jawa mengatakan "Guru, digugu lan ditiru" yang artinya seorang guru dipercaya dan dijadikan contoh. Seorang pendidik juga harus dapat berinovasi baik dalam pembelajalan ataupun memberikan ide program sekolah yang dapat mewujudkan visi sekolah. Inovasi yang dapat dilakukan misalnya adalah pembelajaran berbasis TIK dengan memaksimalkan potensi daerah yang kemudian dituangkan dalam program sekolah. sebagai guru kita harus memberikan motivasi dan dukungan baik pada siswa pada saat pembelajaran ataupun pada teman sejawat untuk dapat meningkatkan kompetensi.
Saya sudah berusaha namun belum maksimal dalam melaksanakan pemikiran KHD dalam menjalankan aktivitas sebagai guru, peran kepala sekolah, teman sejawat, dan orang tua sangat saya perlukan dalam mewujudkan pemikiran KHD dalam pembelajaran. Hanya saja, saya masih merasa belum merdeka dalam pembelajaran, masih ada belenggu yang secara tidak sadar masih dilakukan kepada kami pendidik, dan kurikulum Merdeka belum bisa diterapkan dengan maksimal.
2. Harapan dan ekspektasi
Setelah mempelajari modul ini nanti,
Harapan saya sebagai seorang pendidik yang ingin menuntun anak bangsa menjadi generasi yang memiliki karakter pelajar Pancasila dan menjadi pribadi mandiri adalah dapat memaknai dengan betul-betul pemikiran KHD dan menerapkannya dalam pembelajaran ataupun dalam lingkup sekolah. Sehingga tidak ada siswaku tapi siswa kami, bukan rencanaku tapi rencana kami. Saya ingin menjadi pendidik yang dapat menjadi contoh, yang dibanggakan oleh siswa saya, menjadi pendidik yang memberikan inovasi-inovasi, dan pendidik yang selalu dapat menyemangati diri sendiri dan orang lain.
Saya ingin melihat siswa-siswi saya menjadi pribadi yang bahagia, bangga dan bersyukur atas apa yang dimilikinya, semangat belajar, rindu sekolah, memiliki karakter mandiri, berjiwa sosial, kreatif, kritis, cinta dan bangga menjadi bagian dari Indonesia, menjadi siswa yang berkembang sesuai dengan perkembangan jaman namun dapat menfilter mana yang sesuai dengan budayanya.
Saya berharap adanya pemahaman konsep yang benar pada modul 1.1 dan tidak adanya miskonsepsi setelah mempelajari modul ini sehingga pada saat penerapan di lapangan tepat adanya kolaborasi dan umpan balik dari pengajar praktik ataupun dari fasilitator.- Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah Anda yang sejalan dengan pemikiran KHD?
- Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota pada konteks masyarakat sosial budaya lokal di daerah Anda?
- Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid di kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks budaya sosial lokal di daerah Anda yang dapat diterapkan
- Buatlah satu karya (karikatur, infografis, video pendek, komik, lagu, puisi, dll) untuk menggambarkan pemikiran filosofis KHD sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh.
- Karya itu merupakan sebuah perumpamaan yang Anda gunakan sebagai wujud kontekstual pemahaman Anda terhadap pemikiran-pemikiran KHD.
- Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?
- Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?
- Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?
Apa saja yang dapat Anda sertakan dalam jurnal refleksi ini?
- Perasaan selama melakukan perubahan di kelas
- Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan
- Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik
- ‘Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan refleksi) aksi Anda.
- Anda juga dapat memasukkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan murid yang terlibat dalam proses perubahan yang Anda lakukan.
Saya melakukan refleksi dengan menggunakan Model 4F yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway, yaitu
Facts
Kegiatan pembelajaran pendidikan guru penggerak secara daring dimulai pada tanggal 10 Mei 2023 dengan diawali dengan pembukaan secara virtual bersama calon guru penggerak lain di Indonesia. Kegiatan Pendidikan yang saya jalani dimulai dari lokakarya Orientasi pada hari Minggu, 14 Mei 2023 bertempat di UPT SMP Negeri 22 Gresik. Pada kegiatan tersebut dilaksanakan pembukaan Pendidikan Guru Penggerak Angkata 8. Saya kebetulan masuk dalam kelompok 23 A yang dibimbing pengajar praktik Bapak Ahmad Heru Wahyu Wibowo, M.Pd dan Fasilitator Bapak Purnomo Dwi Candra, S. Pd
Feelings
Setelah mengikuti rangkaian kegiatan pendidikan Guru Penggerak di LMS selama dua minggu, saya merasa bahwa pengetahuan saya tentang pendidikan dan pembelajaran yang saya lakukan kurang sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Hal penting dalam pendidikan adalah pendidik adalah among, menuntun, pembelajaran seharusnya menyesuaikan kodrat keadaan, dan seharusnya pendidikan memuliakan anak. Saya menikmati pembelajaran secara daring melalui LMS, Ruang Kolaborasi baik dengan teman sejawat, pengajar praktik, fasilitator, ataupun dengan instruktur. Hal ini menambah pengetahuan saya dan merupakan tempat berbagi pengalaman bagaimana pembelajaran sangat berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain karena karakteristik baik siswa, lingkungan, ataupun budaya masing-masing tempat. Inilah pentingnya bahwa pendidikan harus tepat sesuai dengan kodrat anak, kodrat alam, dan kodrat zaman.
Saya bertekad untuk melaksanakan pembelajaran yang berfihak kepada siswa, dan kebahagiaan dimulai dari saya untuk dapat menularkan kebahagiaan kepada siswa.
Findings
Melalui LMS, saya belajar banyak hal mengenai pemikiran Ki Hajar Dewantara sehingga dapat memahami lebih mendalam filosofi pendidika yang memanusiakan manusia. Kolaborasi yang kami lakukan memberikan manfaat yang besar bagi saya. Saya banyak menemukan sosio kultural yang dapat dieksplorasi di dalam pembelajaran dengan mengacu pada filosofi Ki Hajar Dewantara. Guru adalah penuntun siswa menuju keselamatan dan kebahagiaan bagi dirinya sendiri dan masyarakat. Oleh karena itu, guru harus menjadi teladan bagi siswa-siswinya baik dalam perkataan ataupun perilaku. Mulai dari hal kecil untuk menjadi perubahan besar. Mulai dari sendiri untu memberikan efek positif di sekitar kita.
Saya mencoba menerapkan pembelajaran yang berfihak kepada siswa dimulai dengan mengidentifikasi cara belajar mereka denga melakukan wawancara, menyusun pembelajaran yang aktif dan berpusat pada siswa, berasis IT untuk menunjang pembelajaran sesuai kodrat zaman serta pembelajaran dengan mengankat kearifan lokal untuk menunjang pembelajaran sesuai kodral alam.
Future
Dengan memahami secara utuh, filosofi pembelajaran Ki Hajar Dewantara, saya akan menerapkan di kelas saya sebagai wujud aksi nyata atas konsep pembelajaran berfihak kepada murid. Saya akan berusaha untuk eksplorasi diri, menuntun siswa saya, memuliakannya, mewujudkan pembelajaran yang berfihak kepada siswa menuju karakter Profil Pelajar Pancasila.
Saya akan mempertahankan dan mengembangkan kembali pembiasaan-pembiasaan untuk mengembangkan karakter siswa, pembelajaran yang sudah berbasis IT, kearifan lokal, pembelajaran berbasis projek dan berbasis masalah, serta pembelajaran yang mengadopsi permainan.
Komentar
Posting Komentar